MIE AYAM AFUI
Ada yang Tidak Mungkin

JL. Tambakbayan, TB VI No. 11, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 +62 877-3883-1333 Lihat peta

Banyak orang yang bilang, "tidak ada yang mustahil." Ada! Menghabiskan seporsi monster Mie Ayam Afui sekali duduk.

Diperbarui tgl 23 Desember 2021

Reporter YogYes.com dan Porsi Monter Afui

Reporter YogYes.com dan Porsi Monter Afui
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)

Waktu Buka Mie Ayam Palembang Afui
Setiap hari pk 08.00 - 19.00 WIB

Harga (2018)
Rp7.000 - Rp23.000

"Habis, Mas?" kata seorang pengunjung dari bangku depan sambil mesem-mesem diikuti dua pengunjung lain yang menoleh. Ada tiga sajian di depan saya, selain minuman dan makanan kecil. Pertama, satu porsi mie mini jumbo tanpa kuah. Kedua, seporsi mie jumbo dengan kuah biasa. Dan ketiga, seporsi mie monster dengan kuah komplit. Yang terakhir ini, saking besarnya lebih mirip lelucon daripada makanan. Tidak heran bila pengunjung lain tersenyum geli.

Baca juga:

Siang itu saya bersama Mas Jaya, fotografer YogYes, mengunjungi Mie Ayam Palembang Afui milik Pak Afui dan Bu Yuni, pasangan suami isteri yang berasal dari Palembang. Usaha kuliner ini mereka rintis tahun 2011 dengan membuka rumah makan pertama di Jl. Tambak Bayan. Saat itu mie ayam mereka tidak begitu berbeda dengan mie ayam chinese-style lain: kuah terpisah; mie (yang mereka buat sendiri) lebih tipis, kecil, dan berminyak dibanding mie ayam Wonosari; serta taburan ayam yang kering. Hanya saja, mengamati kebiasaan pelanggannya yang sering tidak puas dengan hanya satu mangkuk mie, pemilik rumah makan yang sekarang sudah membuka satu cabang lain di Jl. Kaliurang ini memutuskan untuk sekalian saja menambah menu porsi besar. Dan keputusan ini tidak tanggung-tanggung: dari satu pilihan porsi, menjadi lima pilihan porsi; dari yang kecil dan manusiawi sampai yang monster dan biadab.

Saat ini, Mie Ayam Afui sudah jadi household name bagi mereka yang gemar mie ayam. Kebanyakan pelanggannya yang dulunya adalah mahasiswa sudah mencakup semua kalangan sekarang: bermobil, jalan kaki, datang sendiri, bergerombol, anak muda, orang tua. Semuanya datang dan mengantre di depan meja kasir Bu Yuni dan menyebutkan pesanan mereka. Saking ramainya, tujuh deret kios dan satu pos ronda yang digunakan Mie Ayam Afui untuk menampung pelanggannya kadang-kadang tidak cukup dan mereka yang tidak kebagian tempat harus menunggu yang lain selesai.

Ramainya Mie Ayam Afui tidak hanya karena porsinya yang beragam. Besar porsinya yang seakan tidak sebanding dengan harganya juga merupakan daya tarik utama mie ayam ini. Selain itu, rumah makan ini juga menyediakan Mie Afui versi goreng bila kita kurang senang dengan mie rebus. Dan bila ini belum cukup, makanan pelengkap yang disediakan juga menambah daya tariknya. Ada acar dan pangsit goreng, tapi bakso gorengnya yang terbuat dari kulit ikan tenggiri yang paling saya rekomendasikan. Dengan harga seribu rupiah perbiji, kita bisa menikmati sensasi memakan pempek kulit asli Palembang.

"Kenyanglah buat lima hari," ujar seorang Ibu yang baru saja duduk di meja seberang. Saya cengengesan dan mulai mengunyah. Di dalam mangkuk berwarna merah muda yang dengan penuh perjuangan saya coba habiskan, ada irisan ayam berwarna cokelat penuh bumbu, taoge, taburan bawang daun yang memberi sensasi segar, dan mie yang begitu mie dan selalu mie. Menemani santapan mie monster saya, selain bakso goreng di atas, adalah sawi yang dijaga tetap bertekstur crunchy, pangsit rebus ayam, dan bakso ikan tenggiri dalam kuah kaldu bening. Kombinasi keseluruhannya membuat saya sudah kenyang dan puas sebelum volume mie di dalam mangkuk saya terlihat berkurang.

Sambil mengunyah, saya mulai berkeringat. Hawa siang itu lembab dan panas, sehingga kios-kios tempat makan Afui yang tidak menggunakan kipas angin menjadi begitu gerah. Lalu, lalat mulai hinggap di mie yang sudah setengah terlantar di depan saya. Saya dan Mas Jaya akhirnya memutuskan beranjak. "Mas," panggil saya pada salah satu pelayan yang wara-wiri membawa nampan kayu berisi piring kotor atau pesanan, "tolong bungkus." Di sini, kita bisa membungkus porsi besar yang tidak bisa kita habiskan, tetapi kita tidak bisa membungkus sejak awal atau memakan satu porsi raksasa beramai-ramai.

Cara menuju ke sana:
Dari 0 KM Yogyakarta - Jl. Raya Jogja - Jl. Kusuma Negara - Jl. Janti - Jl. Majapahit - Jl. Janti - Jl. Laksda Adisucipto - Jl. Tambak Bayan 2 - Jl. Tambak Bayan

Baca juga:
view photo