7 KULINER NUSANTARA DI JOGJA
Miniatur Kuliner Indonesia Ada di Jogja
Diperbarui tgl 23 Desember 2021
Kita pasti setuju Yogyakarta kaya akan kuliner aslinya. Mulai dari gudeg, mi lethek, belut Godean, sampai sego abang jirak. Namun, selain kaya akan kuliner lokalnya, Yogyakarta juga dipenuhi hidangan khas dari berbagai daerah. Hidangan ini sekaligus menjadi penolong bila mendadak ada yang rindu dengan kampung halaman, tapi raga belum bisa bertandang.
Tim YogYes telah merangkum 7 kuliner nusantara yang ada di Yogyakarta. Hati-hati nomor 7 benar-benar bikin kangen kampung halaman!
1. Lontong Medan dan Daun Ubi Tumbuk
Makanan khas Medan memang banyak yang mengoyak lidah dengan kenikmatannya. Apalagi menu lontong Medan. Potongan lontongnya yang empuk dipadukan dengan kuah cokelat kental yang gurih kaya akan rempah. Sepiring lontong itu disajikan dengan beberapa lauk khas Medan, seperti ayam berbumbu rendang, oseng tempe, sambal badar, dan dilengkapi pula dengan telur rebus. Dengan isian yang sebanyak itu, dipastikan menyantap menu yang satu ini di warung makan Kinantan di Jl. Melon Nologaten akan sangat kenyang.
Sementara, masih ada menu daun ubi tumbuk. Seperti namanya, daun ubinya ditumbuk tidak terlalu halus. Lalu dimasukkan ke santan mendidih yang sebelumnya telah dimasukkan berbagai rempah. Meski daun ubi tumbuk terlihat sederhana, saat diaduk dengan nasi putih terasa istimewa.
2. Coto Makassar dan Pisang Ijo
Coto Makassar sudah populer di masyarakat. Kelezatan kuliner dengan kuah kaldu kental ini tak hanya difavoritkan oleh orang Makassar saja, tapi juga orang di luar etnis itu. Hal ini terbukti dengan selalu ludesnya menu coto Makassar di warung kaki lima La-Capila Jl. Krasak Kotabaru. Potongan daging dan jeroan sapi disiram dengan kuah gurih yang nendang rasanya. Tambahan ketupat atau nasi hangat membuat orang makin ketagihan menyantap menu makanan khas Makassar ini.
Coba juga menu pisang ijo-nya yang memiliki rasa pas dan tidak kemanisan. Pisang raja legit yang dibalut dengan adonan lembut, dikukus dengan tingkat kematangan yang tepat. Tak lupa ditambah dengan bubur sumsum dan sirup. Es batunya diletakkan terpisah di gelas. Lalu mereka berpadu di atas piring yang akan membuat kerongkongan dingin dan perut kenyang.
3. Nasi Ikan Lempah Kuning
Di Jogja ternyata ada juga menu sederhana tapi populer di Bangka Belitung, yakni ikan lempah kuning. Menu ini dapat ditemukan di warung makan Laskar Pelangi Jl. Dr. Soepomo No. 16. Perpaduan kuah berasa asam, manis, dan pedas dari rempah-rempah pilihan. Lalu ditambah juga cabe dan buah asam yang berpadu dengan ikan patin, mampu membuat siapa pun rindu kampung halamannya di Bangka Belitung. Aroma kunyitnya yang menyeruak semakin memperkaya rasa. Jika tidak suka dengan ikan, bisa diganti dengan dengan ayam.
Bila beruntung, bisa juga menemukan lempah darat di warung ini. Berbeda dengan lempah laut yang diisi dengan ikan, lempah darat lebih menggunakan aneka sayur antara lain daun talas dan pepaya muda. Sajian yang satu ini pastinya akan terasa segar.
4. Tinutuan dan Ganemo Bunga Pepaya
Kuliner nusantara selanjutnya datang dari Manado. Sajian khas Manado bisa disantap di Dapur Manado Jl. Melati Kulon 22 Baciro. Salah satu makanan khas Manado yang sudah sangat tersohor dan bisa dipesan di Dapur manado adalah tinutuan atau bubur Manado. Bubur ini tidak menggunakan tambahan rempah apa pun sehingga masakan ini sangat sederhana. Namun, meski sederhana, tinutuan memiliki banyak nutrisi karena campuran buburnya menggunakan sayuran hijau, labu, ubi, dan jagung manis. Tak lupa diberi potongan daun bawang dan garam agar rasanya gurih, serta daun kemangi agar aromanya wangi. Sajian ini paling pas disantap hangat-hangat saat sarapan.
Tak cukup hanya memesan tinutuan, lengkapi juga menu makanan khas Manado dengan ganemo bunga pepaya. Karakteristik rasanya yang sedikit pahit berasal dari bunga pepayanya. Bersama dengan bunga pepaya, ditumis juga daun ganemo atau daun melinjo. Menyantap sajian ini harus ditemani dengan sambal dabu-dabu. Lalu minumnya? Es kacang merah dengan topping alpukat tentu saja!
5.Soto Blitar
Selain terkenal dengan dengan pecelnya, Blitar juga terkenal dengan sotonya. Soto Blitar identik dengan isian sotonya yang melimpah ruah. Soto yang seperti ini bisa kita temukan di warung Soto Djiancuk di Jl. PGRI II No. 59 Sonopakis Lor. Rasa sotonya unik dengan kuah yang kaya rempah. Isiannya juga lengkap dari nasi, kecambah segar, potongan daging sapi, irisan telur rebus, dan kentang goreng. Sajian yang satu ini akan semakin menggiurkan dengan menambahkan perasan jeruk nipis.
6.Nasi Jinggo
Porsinya memang irit, tapi nikmatnya selangit! Begitulah mungkin yang bisa digambarkan dari nasi jinggo khas Bali di Warung Makan Khas Bali Putra di Jl. Namburan Kidul No. 10. nasi jinggo ini terdiri dari nasi putih, lauknya ayam sisit, mie goreng, serundeng, sayur kacang, dan sambal khas Bali yang super pedas.
Jangan lupa ambil lauk sate lilitnya. Berbeda dengan kebanyakan sate yang disajikan dengan ditusuk, karena sate ini dibuat dengan dililit di tangkai bambu. Ramuan bumbu Bali pada daging cincang halusnya akan terasa di setiap gigitannya.
7.Papeda
Indonesia bagian timur tidak biasa makan menggunakan nasi. Mereka biasa mengonsumsi sagu, singkong, ubi, dan pisang sebagai makanan sehari-harinya. Orang timur mengolah sagu dengan cara dijadikan bubur atau mirip lem. Sajian ini dikenal dengan nama papeda. Papeda bertekstur lengket dengan rasa tawar. Oleh karenanya, papeda sering dipadukan dengan kuah kuning. Menyantap papeda memang sebaiknya langsung ditelan, bila dikunyah akan terasa enek.
Papeda nikmat dilahap dengan tumis kangkung, daun pepaya, jantung pisang atau di daerah timur disebut garu, ikan laut bakar, cumi bakar, dan tak ketinggalan colo-colo. Colo-colo seperti sambal dabu-dabu yang tanpa mereka makanan jadi kurang bercita rasa. Colo-colo ini terbuat bahan-bahan yang masih segar dan mentah seperti irisan tipis-tipis tomat muda, cabe, bawang merah, dan air perasan jeruk nipis. Semua sajian khas Maluku ini bisa dinikmati di warung makan khas Indonesia timur Rasa Sayange Jl. Jetis Pasiraman No.11, Cokrodiningratan.
Text Sari Jauharoh
Copyright © 2018 YogYes.com