7 Hal Istimewa Saat Backpacking ke Jogja
Diperbarui tgl 22 Desember 2021
Jogja seakan tak ada habisnya untuk dijelajahi. Mulai dari sepanjang pesisir Pantai Selatan hingga Puncak Merapi. Pun dengan kulinernya yang nikmat dan seakan tak habis untuk dicicipi, mulai gudeg hingga gethuk lindri.
Wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata kuliner, wisata belanja, wisata minat khusus, hingga wisata religi tersedia lengkap di sini. Cara menikmatinya pun beragam, bisa dengan angkutan umum, kendaraan pribadi, atau bahkan berjalan kaki. Satu hal yang pasti, Jogja tersohor akan keramahannya, ramah masyarakatnya dan tentu saja ramah di kantong wisatawan. Nah, karena itulah Jogja selalu ramai dikunjungi. Apalagi bagi para backpacker yang budget oriented.
Namun backpacking tak hanya bermakna liburan murah. Selain anggaran yang minim, mendapat pengalaman yang berbeda menjadi salah satu alasan untuk melakukan backpacking. Hal-hal seperti berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat dan merasakan "keaslian" sebuah daerah menjadi daya tarik saat backpacking ke kota budaya ini. Jadi, inilah 7 hal istimewa yang patut dicoba saat backpacking ke Jogja :
Membuat topeng kayu di Desa Wisata Bobung, Gunungkidul
Gunungkidul menyimpan berjuta potensi wisata; pantai-pantai berpasir putih dengan ombak yang berbuih-buih. Tak hanya itu saja, desa wisata yang asri juga merupakan magnet tersendiri. Salah satunya adalah Desa Wisata Bobung yang sudah mulai dikenal sebagai desa penghasil topeng di Indonesia. Bagi Anda yang menggemari seni kriya tentu akan senang berkunjung ke sini, melihat bagaimana para muda-mudi dan orangtua membuat topeng di rumah-rumah mereka. Bahkan ikut mengakrabi potongan kayu, gergaji, kapak, pahat, dan cungkil saat belajar proses pembuatan topeng. Pengalaman baru yang seru!
2. Berkenalan dengan wayang kancil di Jalan Mataram, Malioboro
"Kancil Nyolong Timun" adalah fabel terkenal yang pernah Anda dengar ataupun baca meski hanya sekali saja. Kini dongeng cerita kancil nyolong timun tersebut dapat dinikmati dalam media wayang dan kisah berbeda; Si Kancil masuk ke kebun Pak Tani karena habitatnya di hutan rusak. Adalah Ki Ledjar Subroto, seniman yang bertempat tinggal di Jalan Mataram, Malioboro pertama kali mengubah Sang Kancil dalam bentuk wayang pada tahun 1980. Jangan sungkan berkunjung untuk mendengar kisah Sang Kancil dari sang maestro langsung ya!
3. Menyaksikan pegelaran tari di Padepokan Bagong Kussudiarjo
Jogja sebagai kota budaya tentu saja tak lepas dari kesenian-kesenian tradisional seperti tarian, gamelan, karawitan, dll. Di bawah Bukit Sempu, Tamantirto, Kasihan, Bantul, semua bentuk kesenian tersebut terakomodasi di Padepokan Tari Bagong Kussudiarjo. Datanglah ke sana pada hari pasaran Wage (tanggalan Jawa), untuk menyaksikan Jagongan Wage, sebuah pagelaran seni yang terbuka untuk umum dan banyak ditunggu.
4. Belajar sistem tani mina padi di Sleman
Berwisata tak melulu soal menyambangi destinasi yang indah, tapi juga mempelajari suatu hal yang kiranya dapat diterapkan ketika kembali ke rumah. Nah karena itu, tak ada ruginya bila berkunjung ke Dusun Kabunan, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman untuk belajar sistem pertanian mina padi. Sebuah sistem yang menggabungkan bertani dan beternak ikan pada satu lahan yang mempunyai banyak manfaat; padi lebih subur, penggunaan pupuk kimia berkurang, dan pendapatan petani bertambah dari ternak ikan. Meski bukan seorang petani, tapi jika dapat berbagi ilmu yang bermanfaat ketika pulang tentu menyenangkan, bukan?
5. Berwisata buku di Yogyakarta
Jogja tak hanya menawarkan kemudahan berbelanja batik dengan harga terjangkau di Pasar Beringharjo. Sebagai kota yang juga dijuluki sebagai kota pelajar, Jogja juga menawarkan wisata belanja buku murah yang tak bisa begitu saja diabaikan. Buku dan majalah baru/bekas, kliping, bahkan hingga buku langka yang sudah tak beredar lagi di pasaran dapat ditemukan di Shopping Center yang bersebelahan dengan Taman Pintar. Tentu menyenangkan bagi para kolektor dan kutu buku!
6. Membatik di Desa Wisata Giriloyo, Imogiri
Batik sebagai seni dan budaya asli Indonesia, yang diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 2 Oktober 2009 mulai tergeser oleh batik cetak yang jauh lebih murah. Namun di Desa Wisata Giriloyo, batik tulis masih lestari. Anda masih bisa menemui para penduduk desa mencanting dan mengolah kain batik. Selain bisa belajar membatik, di sana juga dapat belajar segala hal tentang motif batik tradisional beserta filosofinya.
7. Menikmati senja di angkringan Stasiun Lempuyangan
Tak lengkap rasanya jika backpacking ke Jogja tanpa bersantap di angkringan. Jika selama ini Anda familiar dengan angkringan di sekitar Stasiun Tugu, maka cobalah untuk menikmati senja di angkringan sekitar stasiun kereta api tertua di Jogja, Stasiun Lempuyangan. Menyesap secangkir kopi joss sambil menyaksikan wajah-wajah bahagia anak-anak kecil yang menunggu kereta datang di pangkuan ayah ibunya. Menutup perjalanan kali ini dengan menyaksikan indahnya kesahajaan masyarakat berlatar gurat-gurat senja di langit Yogyakarta. Bagaimanapun juga, Jogja tetaplah istimewa dan menawarkan segala keistimewaan di setiap sudut kota.
Happy backpacking!
Text HARIS PRASETYO Photography JAYA TRI HARTONO
Copyright © 2015 YogYES.COM