TAMAN SUNGAI MUDAL
Tak Sekedar Bermain Air di Bawah Naungan Gunung Kelir

Mudal, Banyunganti, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta, Indonesia. +62 857-4099-4999 Lihat peta

Saat musim berganti dan hujan tak lagi membasahi bumi, air terjun musiman menjadi tak menarik lagi. Namun lain halnya dengan Air Terjun Mudal yang kini telah mempercantik diri dengan taman bunga warna-warni.

Diperbarui tgl 23 Desember 2021

taman sungai mudal

(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)

Tiket Masuk Taman Sungai Mudal 2018
Rp 4.000

Jam Buka Taman Sungai Mudal
Senin - Minggu: pukul 08.00 - 17.00 WIB

Musim mulai beralih, udara basah dengan hujan sepanjang hari mulai berganti dengan cuaca terik yang berasal dari sengatan matahari. Dedaunan dari pohon-pohon hijau rimbun pun mulai menguning, mengering dan berjatuhan satu demi satu meninggalkan ranting-ranting. Sumber-sumber mata air mulai mengecil debitnya. Pun tebing-tebing yang biasa dialiri air terjun musiman dan menjadi salah satu buruan para penikmat wisata blusukan. Namun kemarau nampaknya belum berpengaruh pada vegetasi rimbun di kawasan Menoreh. Pepohonan di Jogja bagian barat ini tetap cantik dengan warna hijau zamrudnya. Seperti yang terlihat sepanjang perjalanan YogYES menuju Taman Sungai Mudal.

Baca juga:

Mudal adalah sebuah mata air yang memancar dari kedalaman gua di kawasan Girimulyo, Kulon Progo. Dinamakan Mudal karena sumber air ini selalu memancarkan air sepanjang tahun hingga dapat mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga sekitar melalui pipa-pipa. Aliran airnya yang jernih juga meluap membentuk aliran sungai serta melewati air terjun dengan nama serupa, kemudian berlanjut hingga Air Terjun Kembang Soka dan Air Terjun Kedung Pedut yang letaknya lebih rendah.

Berawal dari kerja bakti masyarakat sekitar membersihkan daerah aliran sungai yang terbengkalai dan lebat oleh semak belukar, tepian Sungai Mudal sepanjang kira-kira 600 meter ini pun perlahan mempercantik diri menjelma menjadi sebuah destinasi yang menarik untuk didatangi. Sebelum dikelola pokdarwis setempat seperti saat ini, hanya Air Terjun Mudal yang membuat orang-orang tertarik untuk datang berkunjung. Itu pun hanya bisa dilakukan saat musim penghujan, ketika debit air terjun cukup deras.

Kolam alami berair jernih untuk berendam, berenang atau bermain air yang dibuat dengan membendung sungai menjadi sajian pembuka ketika sampai di Taman Sungai Mudal. Berbagai jenis bunga terutama anggrek, terlihat mulai ditanam di sepanjang bantaran kolam alami. Uniknya siapapun dapat menyumbangkan benih tanaman atau bunga untuk mempercantik taman sungai melalui program "Trees of Hope", sebuah program titip tanam yang dilakukan di Taman Sungai Mudal sebagai usaha pelestarian lingkungan. Sehingga tak hanya menikmati kecantikannya, sebagai pengunjung kita juga ikut serta menjaga layaknya simbiosis mutualisme.

Melewati sebuah jembatan bambu artistik yang dibangun diatas bendungan, YogYES mencapai bagian tepi kolam lain yang lebih lapang dan banyak dibangun gazebo-gazebo beratap ijuk. Di sisi ini juga terlihat area camping ground dengan background tebing batu Gunung Kelir yang sekilas memang menyerupai tempat untuk pertunjukan wayang. Menurut cerita masyarakat setempat, dinamakan Gunung Kelir karena tebing batu tersebut adalah tempat untuk pagelaran wayang di zaman para wali. Terlepas benar tidaknya legenda tentang sang tebing batu, Gunung Kelir menjadi daya tarik tersendiri di taman sungai ini. Selain bentuknya yang unik, keberadaan tebing batu Gunung Kelir membuat Taman Sungai Mudal semakin teduh, membentenginya dari serangan sinar matahari yang menyengat. Jika sedang beruntung kita bisa melihat kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang banyak ditemukan di kawasan Menoreh, menuruni tebing batu ini untuk mencari makanan.

Ketika sedang asyik menikmati pemandangan nan asri serta sejuknya udara pegunungan, tak sengaja mata saya tertumbuk pada tangga bambu kecil di samping jembatan yang sebelumnya luput dari pandangan. Tangga bambu kecil ini mengantarkan saya ke Air Terjun Mudal dan beberapa kolam alami lainnya yang letaknya lebih rendah. Musim kemarau membuat aliran air terjunnya tak terlalu deras, hingga permukaan batuan yang biasanya tertutup aliran air kini hanya tertutup lumut, si tumbuhan perintis. Padahal jika debit air sedang deras, cukup seru melakukan rappelling dan water canyoning di air terjun ini. Debit air yang kecil tak mengurangi keseruan kami bermain air nan biru di kolam-kolam alami. Menikmati udara pegunungan sambil mendengarkan gemericik air diselingi suara hewan-hewan penghuni pegunungan yang berdendang di kejauhan.

Catatan: Tempat wisata Taman Sungai Mudal dikelola oleh pokdarwis setempat. Untuk info lebih lanjut seperti keperluan camping, rappelling dan water canyoning, bisa menghubungi Bapak Rudi (+62 857 4099 4999)

Cara menuju ke sana:
dari Kota Jogja - Perempatan Demak Ijo Ringroad Barat ke arah Godean - Pasar Godean - Jembatan Sungai Progo - pertigaan belok ke kanan ke arah Gua Kiskendo - mengikuti jalan hingga sampai di Gua Kiskenda - Pertigaan Gua Kiskenda lurus - pertigaan hutan pinus belok kiri ke arah Kokap - mengikuti petunjuk ke arah Taman Sungai Mudal - Taman Sungai Mudal

Baca juga:
view photo