GREEN VILLAGE GEDANGSARI
Romantisnya Lembayung Senja di Lantai Dua Jogja

Guyangan Lor, Mertelu, Gedang Sari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55863 Lihat peta

Menikmati senja di dataran tinggi Gedangsari sambil mencoba wahana flying fox terpanjang di Asia Tenggara. Saat malam tiba, suasana semakin mesra dengan kerlap-kerlip lampu yang menghampar belantara.

Diperbarui tgl 23 Desember 2021

<i>View</i> sawah dan Rawa Jombor dari

View sawah dan Rawa Jombor dari
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)

Tiket Masuk Green Village Gedangsari (2018)
Rp5.000/orang
Tiket Flying Fox (2018)
Rp200.000

Jam Buka Green Village Gedangsari
Setiap hari pukul 08.00 - 17.00 WIB

Jalanan menanjak bagai titian kehidupan telah mengantarkan kami ke sebuah tempat yang nyaman dan asri. Matahari begitu santun menurunkan kegagahan cahayanya. Semilir angin berembus menggenapkan sore yang ingin kami nikmati. Sejenak kami lupa jika tadi sempat beradu mulut lantaran perbedaan pemilihan jalan. Aplikasi peta di gadget yang tiba-tiba tak bisa diakses semakin membuncahkan perdebatan kami. Namun, semua itu telah sirna saat kami tiba di tempat ini.

Baca juga:

Tempat ini adalah Green Village Gedangsari. Satu dari sekian banyaknya destinasi wisata di Gunungkidul. Di tempat inilah kita bisa melihat permadani lanskap wilayah Klaten membentang luas di tepi utara. Hamparan perbukitan di sisi selatan, berderet dengan tegaknya seolah menjadi pagar. Nampak Gunung Gambar, Gunung Sumilir, dan puncak Sriten yang datarannya lebih tinggi dari tempat yang saat itu kami kunjungi.

Green Village menjadi sebuah tempat yang kondang sebab keindahan tempat untuk menanti lengsernya matahari ke peraduan. Siapa yang sangka tempat yang awalnya hanyalah kebun buah ini bisa menjadi tempat yang banyak dikunjungi wisatawan dari dalam maupun luar kota. Kini, berkat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa setempat, wisata Green Village dapat menggerakkan perekonomian dan menjadi sumber penghidupan warga.

Waktu paling tepat untuk datang ke Green Village adalah sore hari, kala pikiran dan jasmani perlu rehat sejenak dari aktivitas, dan sinar matahari tak lagi menyembilu. Di sini ada beberapa gazebo yang bisa digunakan untuk bercengkrama dengan manusia lain dan bertukar pikiran. Duduklah bersama mereka, ceritakan apa yang perlu untuk diceritakan. Seperti angin yang selalu berbisik pada dedaunan. Jika tidak, sekadar duduk santai sendirian menikmati senja juga tak menjadi masalah. Maka, jangan ragu untuk menempati bangunan kecil dari kayu ini. Sebelum tidak lagi kebagian karena orang lain sudah mendiaminya. Daripada itu, beberapa spot foto sengaja ditaruh di tempat itu agar orang-orang generasi milenial bisa terpuaskan ambisinya untuk mempertontonkan feed foto media sosial yang mentereng.

Di antara bangunan-bangunan gazebo, terlihat panggung kayu berwarna hijau yang di sisi kanan kirinya telah disambungkan lintasan tali untuk bermain flying fox. Sekiranya panjang lintasan itu adalah 625 meter. Sepertinya turun bukit dengan keadaan layaknya terbang sangat menyenangkan. Namun kami hanya bisa menelan ludah menahan gejolak rasa takut yang ada di dalam dada untuk mencoba wahana itu. Melihat orang lain yang mencoba wahana itu rasanya sudah lebih dari cukup.

"Punggungnya ke depan kayak mama gini dek," teriak seorang ibu yang sudah mengenakan peralatan flying fox lengkap memberi contoh posisi rileks tubuh saat bergelayut di pangkal lintasan tali dengan keadaan tengkurap.

Sang anak, yang berada di lintasan tali lain juga tengah bergelayut. Merasa sedang diberi saran oleh ibunya, ia pun menurutinya. Selepas diberi aba-aba oleh pemandu, perlahan mereka bergerak menuruni lintasan, makin lama makin cepat melesat hingga tak terlihat lagi oleh pandangan. Kami iri dengan anak itu. Usianya mungkin kurang dari 12 tahun, tapi keberaniannya sudah tak diragukan lagi.

Semakin malam, suasana di Green Village semakin mesra. Semburat kemerahan di langit perlahan menipis. Sisi utara yang sore tadi terlihat lanskap wilayah Klaten bersulap menjadi lautan kerlap-kerlip lampu laksana kunang-kunang yang sedang keluar dari lindungannya. Langit temaram malam yang turun dan bulan mulai mengemuka di kaki langit dengan cahaya kemerahan. Hembusan angin yang membawa udara dingin seakan mengingatkan kami untuk segera berbalik ke peraduan. Di Green Village Gedangsari, segala letih pikiran dan jasmani sirna terganti oleh ketenteraman hati.

Cara menuju ke sana:
Dari Titik Nol Kilometer Yogyakarta - Jalan Raya Jogja - Jalan Kusumanegara - Jalan Janti - Jalan Raya Solo Yogyakarta - Jalan Somopuro - Jalan Somopuro Jiwonalan - Pertigaan Kedua Belok Kiri - Jalan Baturan - Jalan Pandan - Jalan Mlese Gantiwarno - Jalan Jabung Gantiwarno - Perempatan Belok Kiri - Pertigaan Belok Kiri - Jalan KH Ahmad Dahlan - Jalan Wedi Wonosari - Perempatan Belok Kiri - Jalan Karangasem - Pertigaan Belok Kiri - Jalan Raya Pacing - Jalan Bantengan Pacing - Jalan Kaligayam - Jalan Bantengan - Pertigaan Belok Kanan - Ikuti Jalan dengan Tanda Menuju Green Village Gedangsari sejauh kurang lebih 3,2 km - Green Village Gedangsari

Baca juga:
view photo