GARDU ACTION
Asyiknya Selfie dan Pasang Aksi Memanfaatkan Barang Tak Terpakai
Diperbarui tgl 23 Desember 2021
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)
Tiket Masuk Gardu Action 2018
Sukarela
(kita hanya perlu membayar Tiket Masuk Kawasan Pantai Parangtritis dan Depok sebesar Rp 5.000)
Jam Buka Gardu Action
Senin - Minggu: buka 24 jam
Indonesia termasuk dalam lima negara penyumbang sampah plastik terbesar yang mengalir ke laut selain Tiongkok, Filipina, Vietnam dan Sri Lanka (sumber). Contoh kecil permasalahan tentang sampah juga bisa kita temukan di pesisir selatan Jogja beberapa waktu lalu.
Namun karena peran serta sekelompok pemuda di kawasan Pantai Parangkusumo, masalah sampah tersebut dapat terpecahkan dengan adanya Gardu Action. Di saat banyak orang tak mau berurusan dengan sampah kecuali membuangnya, anak-anak muda ini malah membuatnya menjadi menarik dengan cara yang unik. Mengulik lebih banyak tentang Gardu Action atau Garbage Care and Education, YogYES pun memacu kendaraan ke tempat wisata yang baru diresmikan pada tanggal 9 Agustus 2015 tersebut.
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)
Melewati gerbang yang terbuat dari susunan potongan bambu, YogYES memasuki area Gardu Action tanpa dipungut biaya sama sekali. Namun tersedia kotak sumbangan bagi yang ingin memberikan donasi. Di antara pohon-pohon cemara nan teduh terlihat beberapa tempat duduk dari kayu dan ban karet bekas serta sofa-sofa usang.
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)
Ornamen-ornamen unik yang terselip di beberapa sudut hingga ke tepi laut pun mempercantik area ini. Tak hanya menjadi pemanis, beberapa ornamen juga dimanfaatkan sebagai objek maupun background foto oleh anak-anak muda yang kebetulan berkunjung. Namun, siapa yang menyangka jika ornamen-ornamen unik tersebut ternyata terbuat dari barang-barang bekas yang dianggap sampah.
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)
Sebagai salah satu tempat wisata yang cukup populer di Jogja, Pantai Parangkusumo memang menyumbangkan sampah dalam jumlah yang cukup besar. Pada hari biasa, sampah yang dihasilkan penduduk dan wisatawan di pantai ini bisa mencapai lebih dari 1200 liter per hari. Sedangkan pada musim liburan bisa mencapai 7000 liter per hari.
Banjir yang melanda Bantul pada akhir bulan April 2015 pun menambah jumlah sampah di pantai yang populer dengan gumuk pasirnya ini. Hingga akhirnya pada tanggal 4 Juli 2015, lahan kosong yang sebelumnya hanya ditumbuhi pohon cemara udang lengkap dengan timbunan sampah di sana sini itu pun perlahan disulap menjadi sebuah area wisata unik dengan memanfaatkan sampah serta barang bekas.
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)
Tak seperti di Swedia yang mengelola sampah dengan alat canggih hingga bisa diubah menjadi energi alternatif, peralatan dan cara-cara yang digunakan di Gardu Action masih sangat sederhana. Namun usaha anak-anak muda di kawasan Pantai Parangkusumo yang bekerjasama dengan warga sekitar ini telah membuat kawasan Pantai Parangkusumo terlihat lebih bersih.
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)
Menerapkan dua dari 3 prinsip penanganan sampah yang sulit didegradasi oleh alam, benda-benda yang tak terpakai pun bisa dimanfaatkan kembali (reuse) dan diolah menjadi barang-barang yang baru serta layak pakai (recycle).
Sebelum digunakan sampah-sampah yang dikumpulkan dari area sekitar pantai juga dari rumah-rumah penduduk melalui bank sampah dipilah menjadi dua bagian. Sampah yang cepat membusuk seperti sisa sayuran dengan sampah yang yang sulit terurai seperti kertas dan plastik. Setelah dipisahkan, sampah-sampah yang mudah membusuk pun dapat diolah menjadi kompos.
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)
Sementara itu, sampah-sampah yang sulit terurai sebagian dijual dan sebagian lainnya disulap menjadi barang-barang layak pakai dengan sedikit polesan. Maka yang terlihat seperti sekarang, beberapa spot di Gardu Action siap digunakan untuk beraksi di depan kamera. Seperti lampu kerlap-kerlip dari botol bekas yang diisi air, background foto berbentuk kupu raksasa atau bertuliskan "LOVE" dari bahan serupa.
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)
Meskipun wisata alternatif ini populer di berbagai media sosial sebagai salah satu tempat foto selfie, tujuan para pengelolanya tak sesederhana itu. Seperti yang dikatakan oleh Vika, ketua pengelola Gardu Action pada YogYES, "Memang sekarang kebanyakan pengunjung hanya datang untuk foto-foto, tapi sebenarnya kami juga berharap Gardu Action menjadi salah satu wisata yang mengedukasikan tentang sampah. Terutama bagi anak muda."
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)
Selain berbagai pernak-pernik hasil daur ulang, ada area-area kosong di antara tumbuhan Casuarina Sp yang biasa digunakan untuk camp. Melalui acara camp inilah biasanya edukasi tentang sampah dapat dipelajarai lebih dalam dengan berbagai kegiatan recycle sampah. Selain disuguhi dengan panorama alam kawasan Pantai Parangkusumo, kita juga bisa belajar lebih banyak tentang sampah dan pemanfaatannya, termasuk membuat berbagai kreasi dari barang bekas yang bahkan layak dijual.
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)
Saat senja tiba, panorama langit dengan gradasi warna khasnya menjadi suguhan penutup kunjungan YogYES ke Gardu Action di kawasan Pantai Parangkusumo. Beberapa gardu pandang dari kayu atau bambu yang dibangun sebagai pelengkap wisata alternatif ini pun menjadi pilihan kami sebagai tempat untuk menyaksikan senja. Tak terlalu tinggi namun cukup untuk menikmati pemandangan Laut Selatan dengan deburan ombaknya yang cukup keras.
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)
Matahari yang bersiap kembali ke peraduan pun menyisakan cahaya remang-remang dan membuat semua objek di sekitar kawasan pantai berubah menjadi siluet kehitaman. Sementara seorang nelayan terlihat masih bersemangat menebar jala di tepian pantai, kami lebih memilih untuk segera beranjak pulang.
Text Dian Norras Septiana
Copyright © 2016 YogYes.com
Cara menuju ke sana:
dari Kota Jogja - Jl. Parangtritis - TPR Pantai Parangtritis - ikuti petunjuk arah menuju Gardu Action - Gardu Action