RUMAH SENI CEMETI
Ruang Menikmati dan Menguber Seni Kontemporer
Diperbarui tgl 23 Desember 2021
Karya-Karya di Stock Room Cemeti
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)
Jam Buka Rumah Seni Cemeti
Selasa - Sabtu: pukul 09.00 - 17.00 WIB
Tiket Masuk Rumah Seni Cemeti (2018)
Gratis
Di Jogjakarta, destinasi wisata bagi pecinta seni berlimpah bak sinar mentari di musim kemarau. Maklum, kota ini memang pusat kesenian dan kebudayaan. Salah satunya adalah Rumah Seni Cemeti yang istimewa. Berdiri pada tahun 1988 atas prakarsa pasangan seniman Nindityo Adipurnomo dan Mella Jaarsma, Cemeti adalah pionir bagi dunia kesenian kontemporer Jogjakarta.
Jejak karirnya bisa dibilang sukses. Setelah Cemeti menjadi yang pertama kali mengatakan "Iya" pada seni kontemporer yang sering disebut "nyeleneh", banyak galeri lain yang mengikuti jejaknya mewadahi seniman-seniman non-konvensional. Namun, keberadaan Cemeti ini tidak hanya menguntungkan bagi seniman, tetapi juga bagi masyarakat luas yang mencintai seni. Di galeri yang bangunan modern-tradisionalnya merupakan pemenang penghargaan Ikatan Arsitek Indonesia tahun 2002 ini dan dipuji media asing seperti The Guardian, kita bisa mengikuti presentasi-presentasi kesenian sekaligus berburu karya-karya seniman kontemporer.
Menurut Daniel, staf dokumentasi Cemeti yang hari itu menyempatkan waktu berbincang dengan kami di tengah kesibukannya, galeri ini menawarkan beberapa macam presentasi seni sepanjang tahun yang bisa kita ikuti. Yang paling utama tentu pameran karya seniman baik tunggal maupun kelompok yang akhir-akhir ini setiap bulan bisa sampai diadakan dua kali. Dua diantaranya, tambah Daniel, tepatnya pada Mei dan November, adalah pameran kolaborasi dari seniman residen dari Indonesia dan luar negeri yang telah berproses selama tiga bulan di Cemeti.
Pameran yang dimaksud, baik hasil residensi atau bukan, bisa dalam bentuk pameran lukisan, fotografi, video, film, instalasi, atau pameran arsip. Saat kami bertandang ke Cemeti contohnya, sedang berlangsung pameran arsip tari Bagong Kussudiardjo dan Wisnu Wardhana yang melacak pengaruh situasi politik lokal dan global terhadap perkembangan kesenian keduanya. Sebelum-sebelumnya, ada pameran tunggal desainer grafis Natasha Gabriela Tontey berjudul "Almanak" yang mengangkat isu feminisme melalui medium seni video dan poster. Ada pula pameran berjudul "Layar Ruang Mas(s)a" yang merupakan pameran film oleh Sewon Screening.
Hal lain yang menarik dari Cemeti adalah acara workshop, artist talk, dan diskusi yang mendekatkan dan membolehkan tukar pikiran antara seniman dengan penikmat seni.
Sayangnya, jadwal acara Cemeti tidak pasti. Oleh karena itu, untuk mengetahui dengan pasti apa yang yang sedang berlangsung bila berniat ke Cemeti, kita bisa memantengi laman Facebook-nya.
Cemeti, yang bangunannya terdiri dari ruang pameran, kantor, merchandise store, kamar tinggal seniman residen, dan stock room juga mewadahi kita untuk memburu karya-karya seniman kontemporer. Di dalam stock room-nya yang bernuansa putih, kita akan temui karya-karya lukis, patung, dan gambar dari seniman-seniman yang sudah menemukan ciri khasnya sendiri dalam payung besar bernama seni kontemporer. Beberapa karya seni bahkan sudah ditampilkan di acara besar sebelumnya, seperti Artj Jog yang diadakan tiap tahun di Jogjakarta. Untuk masalah harga, karya-karya di stock room Cemeti ada di harga tiga jutaan ke atas.
Text Muhammad Dirgantara Esa Valentino AM
Copyright © 2018 YogYes.com
Cara menuju ke sana:
Dari Titik Nol Kilometer - Terus ke Jl. Pangurakan - Kiri ke Jl. Alun-Alun Utara - Kiri ke Jl. Ibu Ruswo - Kanan ke Jl. Wijilan - Terus ke Jl. Panembahan Mangkurat - Terus ke Jl. Gamelan - Kanan ke Jl. Langenarjan Kidul - Kiri ke Jl. Gading - Terus ke Jl. DA Panjaitan - Rumah Seni Cemeti ada di sebelah kiri