CANDI KIMPULAN
Candi yang Rinci di Perguruan Tinggi UII

Dusun Kimpulan, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Lihat peta

Satu lagi candi yang ditemukan di Yogyakarta pada tahun 2009. Candi ini berada di halaman perpustakaan pusat UII. Bentuknya minimalis namun tak banyak mengalami kerusakan dan sangat rinci konstruksinya.

Diperbarui tgl 30 Desember 2021

Di Tengah Perpustakaan UII

Di Tengah Perpustakaan UII
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)

Waktu Buka Candi Kimpulan
Senin-Sabtu pukul 08.00 - 16.00 WIB

Harga Tiket Masuk Candi Kimpulan (2018)
Gratis tetapi harus mengisi buku tamu terlebih dahulu

Kompleks perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) tampak berbeda dengan perpustakaan-perpustakaan di perguruan tinggi yang lain. Bangunan tinggi yang terdiri dari delapan lantai itu berbentuk melengkung hampir setengah lingkaran. Lalu di bagian bawahnya terdapat kawasan yang melingkar dipagari dinding.

Baca juga:

Tujuan kami datang ke perpustakaan UII bukanlah untuk meminjam atau mengembalikan buku. Namun, kami ingin menilik candi yang saat penemuannya berita bertubi-tubi muncul di media. Secara kebetulan, UII yang pada 2009 akan membangun pondasi untuk perpustakaan malah menemukan candi. Dengan ditemukannya candi ini, UII menjadi satu-satunya kampus yang memiliki candi.

Untuk sampai ke candi, kami memang harus memasuki perpustakaan. Sejumlah persyaratan sebelum memasuki candi seperti melapor ke petugas dan mengisi buku tamu pun kami laksanakan. Sampai saat kami mendatangi candi ini di bulan Juni 2018, belum ada biaya yang harus dibayarkan untuk memasuki candinya. Saat selesai dengan urusan yang harus dilakukan sebelum memasuki candi, kami pun ditemani penjaga museum candi, Safi. Memang, setelah candi ini ditemukan dan dilakukan ekskavasi, penunjang candi seperti museum pun diciptakan.

Namanya adalah Candi Kimpulan. Nama ini disesuaikan dengan nama lokasi penemuannya yaitu di Dusun Kimpulan, Desa Umbulmartani, Ngemplak, Sleman karena belum ditemukan prasasti di dekat candi.

"Belum ditemukan prasasti di dekat candi ini. Jadi namanya disesuaikan nama daerahnya," kata Safi. Ia memaparkan bila pihak UII juga telah memberikan nama Candi Pustakasala, lantaran keberadaannya di kompleks perpustakaan.

Candi Kimpulan ditemukan pada kedalaman kurang lebih 2,1 meter di bawah permukaan tanah. Kala ditemukan, candi ini secara keseluruhan dalam keadaan yang baik meskipun tertimbun endapan-endapan sedimen. Material-material yang menimbun Candi Kimpulan sudah dapat dipastikan tidak lepas dari aktivitas Gunung Merapi. Bangunan candinya sendiri disusun dari batuan andesit yang dibentuk dan diukir dengan rapi serta disusun tanpa menggunakan perekat/semen.

Candi Kimpulan memiliki bentuk yang minimalis. Di tepinya terdapat pagar batu terbuat dari batu gundul (boulder) membentuk sebuah bidang persegi yang direkatkan dengan tanah liat. Untuk melihat candi lebih dekat, kami harus melompati batu-batuan ini. Menuju ke tengah, terhampar dua candi yang berupa lantai tinggi. Candi yang menghadap ke timur dan berbentuk persegi merupakan candi induk. Beberapa ornamen ditemukan di dinding candi ini, berupa kala berpola antefiks, relief orang duduk memegang tangkai teratai, dan roset (teratai dan mutiara). Di dalam candinya terdapat lingga-yoni, wadah gerabah, arca Ganesha, dan umpak batu. Peripih dan wadah perunggu yang berasal dari dalam lubang yoni, bawah lantai, dan bawah umpak juga ditemukan di candi yang lebar pintu hanya 60 sentimeter.

Sedangkan candi yang lain—yang menghadap ke barat—adalah candi perwara. Candi ini berbentuk persegi panjang. Di dalam candi ditemukan lingga yoni, lapik berornamen, arca Nandi, dan struktur batu menyerupai bak penampung air. Lebar pintu perwara ini lebih kecil dari candi induk, yakni 52 sentimeter.

Candi Kimpulan saat ditemukan tidak terdapat dinding bilik dan atap bangunan. Diperkirakan atapnya menggunakan bahan organik yang mudah lapuk yang bisa terbuat dari bambu atau kayu. Asumsi ini berdasarkan temuan umpak atau tumpuan tiang penyangga atap di lantai candi induk dan perwara.

Meskipun memiliki konstruksi yang sederhana, Candi Kimpulan memiliki kualitas konstruksi yang baik. Hal ini terlihat dari teknik pengerjaan candi yang bagus, apalagi pahatan-pahatan di ornamennya sangat halus. Seperti yang terlihat pada arca Ganeshanya. Saat awal ditemukan, kondisi arca ini tampak detail dan tidak ada kecacatan. Begitu juga dengan ornamen kala, relief di sisi luar pintu selatan candi induk, dan antefiks sudut barat daya candi induk yang tampak jelas dan detail.

Terkesan menarik bila menelaah tentang Candi Kimpulan yang jelas-jelas memiliki nilai lebih. Menariknya adalah kualitas konstruksi itu menggambarkan bila masyarakat pendirinya telah mempunyai kemampuan dalam aspek teknis konstruksi. Apalagi candi ini masih berada dalam keadaan utuh meski tertimbun lahar dalam beberapa meter.

Menurut Safi, Candi Kimpulan bukanlah candi yang didirikan atas titah raja, tetapi atas kehendak masyarakat. Menilik dari temuan wadah gerabah di wadah cerat yoni candi induk, fungsi Candi Kimpulan merupakan bangunan untuk pemujaan. Sedangkan penemuan 12 buah batu bundar dimungkinkan sebagai tempat untuk prasarana upacara. Adanya patung Dewa Ganesha, menurut Safi, juga mengisyaratkan bila candi ini dulunya digunakan sebagai tempat pemujaan. Adanya Dewa Ganesha ini sekaligus bukti latar belakang keagamaan masyarakat pendukungnya, yakni agama Hindu.

Sampai saat ini, belum semua bagian dari situs Candi Kimpulan diteliti secara tuntas. Situs ini dilestarikan untuk dimanfaatkan sebagai sarana penelitian dan pendidikan. Melihat Candi Kimpulan di lokasi kampus UII ini kita bisa melihat kearifan bertenggang rasa dan kerukunan antar umat beragama untuk bagian minoritas tetap dapat bereksistensi di wilayah mayoritas. Hal ini menjadi contoh bila perbedaan tidak untuk diperdebatkan tetapi bisa saling mengisi tanpa saling memengaruhi.

Cara menuju ke sana:
Dari Tugu Jogja (Golong Gilig) - Jl. Pangeran Diponegoro - Jl. Magelang - Ambil jalan keluar ketiga dari bundaran - Jl. Padjadjaran/Jl. Ringroad Utara - Jl. Kaliurang - Belok kiri menuju Boulevard UII - Jl. Catur Dharma (Pertigaan depan masjid Ulil Albab UII belok kiri) - Perpustakaan Pusat UII

Baca juga:
view photo