SENDANG SRININGSIH
Perantara Rahmat Tuhan

Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Indonesia Lihat peta

Sendang Sriningsih yang ditemukan tahun 1934 adalah tempat ziarah Katholik di Prambanan, kawasan yang terkenal dengan objek wisata religius Hindu Budha. Gua Maria dan air sendang yang bertuah akan menjadi perantara rahmat Tuhan.

Diperbarui tgl 22 Desember 2021

sendang sriningsih

(YogYes.com / Daniel Antonius Kristanto)

Tiket Masuk Sendang Sriningsih 2018
Gratis

Jam Buka Sendang Sriningsih
Senin - Minggu: buka 24 jam

Kecamatan prambanan yang selama ini lebih dikenal dengan objek wisata candi yang sarat nuansa Hindu-Budha ternyata juga mempunyai objek wisata lain yang sarat nuansa Kristiani. Sendang Sriningsih salah satunya, tempat ziarah berupa mata air abadi dan Gua Maria yang terletak di Gayamharjo, antara Bukit Ijo dan Mintorogo. Bisa dijangkau dengan kendaraan bermotor, berjalan ke selatan setelah sampai di pertigaan pertama setelah Candi Prambanan.

Baca juga:

Riwayat Sendang Sriningsih dimulai pada tahun 1934, ketika seorang Jesuit bernama D Hardjosuwondo SJ yang ditugaskan di Dusun Jali berkunjung ke sendang yang dulu masih bernama Sendang Duren. Terpesona oleh aura spiritualnya, ia kemudian membangun lokasi sekitar sendang itu menjadi tempat ziarah dan kemudian menamai ulang sendang menjadi Sendang Sriningsih, artinya perantara rahmat Tuhan pada umatnya.

Begitu sampai, anda bisa langsung memulai proses ibadah dengan mengikuti rute jalan salib. Rute itu dirancang berupa tangga-tangga yang menanjak ke atas, kurang lebih panjangnya 900 meter. Seperti di rute jalan salib umumnya, di sepanjang jalan itu terdapat relief-relief yang menceritakan perjalanan Yesus memanggul kayu salib. Selama mengikuti rute itu pula, anda juga bisa memanjatkan doa.

Jalan Salib diakhiri ketika anda sampai di pertigaan kecil, berbelok ke kanan dan menjumpai sebuah salib besar dengan patung Yesus terpaku di kayu salib. Lokasi tempat salib itu berdiri dinamai persisi seperti nama bukit tempat Yesus disalibkan, yaitu bukit Golgota. Anda bisa menyalakan lilin di bawah salib dan memanjatkan doa. Cukup banyak orang yang berdoa di tempat ini ketika YogYES berkunjung.

Jika ingin menuju ke lokasi sendang dan Gua Maria, anda bisa berbelok ke kiri dari pertigaan kecil tersebut. Sendang Sriningsih, menurut cerita sudah menjadi danau bawah tanah, sekarang bagian pinggirnya telah disemen dan bagian atasnya ditutup dengan seng untuk menjaga kebersihan air. Jika ingin mengambil air sendang, anda bisa menyalakan kran air yang ada di sebelah kanan belik sendang. Konon, air sendang ini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Gua Maria setinggi empat meter tempat peziarah biasa berdevosi terletak di sebelah kanan sendang. Cukup luas tempat bagi peziarah untuk berdoa dan cukup sejuk karena berada di bawah pohon besar. Saat menjelang Natal, seperti saat YogYES berkunjung, cukup banyak peziarah yang berdoa di Gua Maria ini. Biasanya, para peziarah datang berombongan bersama keluarga atau teman sekolah.

Berjalan ke kiri dari Gua Maria dan naik ke atas, anda bisa memandang Salib berukuran besar yang di belakangnya tertulis tertier millenium, sebuah lambang pergantian millenium. Sementara bila anda menatap ke depan, anda bisa melihat pemandang bukit yang hijau dan perkampungan yang ada di sekelilingnya. Bila lelah, anda bisa beristirahat di pendopo yang tersedia sambil menikmati sejuknya udara di sendang tersebut.

Ritual ibadah di sendang ini diselenggarakan sembilan kali setahun setiap malam Jumat Kliwon, hari keramat dalam masyarakat Jawa. Saat itu, digelar doa dan misa dengan jumlah peziarah mencapai 3000 orang. Ritual ibadah di malan Jumat Kliwon itu sekaligus menunjukkan adanya perpaduan budaya Jawa dan budaya Katolik di wilayah itu.

Salah satu daya tarik lain sendang ini sehingga ramai dikunjungi adalah air sendang yang bertuah dan dianggap bisa memberi keselamatan dan membebaskan dari penyakit.

Baca juga:
view photo