TAHUN BARU DI IMOGIRI
Pengalaman Liburan Berbeda di Alam Desa nan Asri
Diperbarui tgl 22 Desember 2021
Anda sedang menikmati libur akhir tahun di Jogja?
Jika sudah pernah menikmati keriuhan pergantian tahun di pusat kota, tak ada salahnya mencoba merayakan momen tutup tahun dalam suasana syahdu alam desa. Bagi Anda yang ini merasakan pengalaman yang berbeda, berikut alternatif liburan di kawasan timur Jogja. Tepatnya di daerah Imogiri, Bantul.
Memulai Perjalanan; Menikmati Keasrian Alam Pedesaan
Kemasi barang-barang anda, bawalah tenda, dan bersiaplah untuk menikmati suasana asri pedesaan. Imogiri Timur adalah kawasan di mana Anda bisa dengan mudah menemukan bentang hijau persawahan di kanan kiri jalan dan desa-desa wisata berbasis alam dan pertanian. Salah satunya adalah Desa Wisata Kedungmiri yang terletak di Padukuhan Wunut, Sriharjo, Imogiri.
Keunggulan desa wisata ini adalah, bentang alamnya yang dikelilingi perbukitan karst dan dibelah aliran Sungai Oya. Pemandangan yang sangat menyegarkan mata. Perbukitan karst yang subur membentuk sistem sawah berundak yang dinamai terasering Sangupati. Terasering yang bertingkat-tingkat seolah terpahat indah di bukit karst. Berwarna hijau, berpadu indah dengan legam batuan kapur perbukitan. Sedangkan Sungai Oya yang membelah pedukuhan, mencipta tengara primadona yaitu Jembatan Gantung Siluk yang lebih dikenal sebagai Jembatan Gantung Selopamioro. Jembatan sepanjang 70 meter yang membelah 2 desa, Selopamioro dan Sriharjo ini berwarna kuning, kontras dengan coklat air Sungai Oya saat musim penghujan. Di sisi utara dan selatan jembatan, perbukitan karst menjulang. Dari ujung timur menuju ujung barat, aliran Sungai Oya mengular.
Dirikanlah tenda di salah satu ujung jembatan yang merupakan camp ground. Tanah lapang yang ditumbuhi pohon jati, tepat di pinggir sungai. Tapi jangan lupa untuk meminta ijin ke Kepala Dukuh Wunut. Menghitung mundur momen tutup tahun dalam lingkaran unggun bersama obrolan hangat dan secangkir kopi nikmat, menjadi kegiatan menyenangkan meski jauh dari keramaian. Tak perlu tidur terlalu malam karena petualangan yang sebenarnya baru akan dimulai saat pagi datang.
Awali pagi pertama di tahun baru dengan bangun lebih dini. Nikmati bias mentari pagi dari puncak perbukitan, segar udara pedesaan, gemericik alunan sungai, dan cericit burung menyambut pagi. Lalu, abadikan terbitnya mentari dalam bingkai tebing karst dari ruas Jembatan Gantung Selopamioro. Nah saat aktivitas masyarakat mulai mengeliat, berkemas dan nikmatilah suasana pagi di pedesaan. Berkeliling persawahan. Menyapa ramah para petani yang mulai datang menggarap ladang.
Museum Tani Jawa; Belajar Kearifan Moyang dalam Bercocok Tanam.
Selepas menikmati indahnya pagi dengan berkeliling persawahan, kenapa tidak mampir sejenak untuk belajar tentang seluk beluk pertanian? Di Desa Wisata Kebonagung, tepatnya di Dusun Tani Cadran terdapat Museum Tani Jawa. Berbentuk bangunan khas Jogja, Joglo. Museum yang buka pada hari Senin hingga Minggu mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB ini, menyimpan berbagai alat pertanian baik tradisional maupun modern. Diantaranya lesung, lumping, luku/bajak, sabit/arit, ani-ani, garu, cowek, caping, cangkul, gosrok dan genthong. Alat-alat pertanian yang terkadang hanya dapat kita dengar namanya tanpa bisa melihat bentuknya.
Dengan mengunjungi Museum Tani Jawa, Anda juga dapat mengenal nilai sejarah dan kearifan pertanian Jawa pada khususnya. Berbagai informasi mengenai kegiatan museum ini pun tersaji lengkap lewat artikel-artikel yang terawat dan terdokumentasikan dengan baik. Jika beruntung, Anda dapat melihat kegiatan-kegiatan menarik yang diselenggarakan oleh pengelola. Seperti pentas seni tradisional, perlombaan tandur (tanam) padi, pameran hasil pangan, festival memedi sawah, dan juga festival boneka.
Hutan Pinus Imogiri; Sejenak Melepas Lelah.
Siang menjelang, matahari mulai meninggi. Namun masih ada tempat wisata yang perlu Anda kunjungi yaitu Hutan Pinus Imogiri. Hutan pinus yang berada di daerah Dlingo, Mangunan, Imogiri ini merupakan hutan lindung yang asri. Karena letaknya yang tergolong tinggi, udara dingin nan sejuk dapat Anda nikmati di sini. Meski hutan ini selalu ramai dikunjungi namun tak ada kesan sesak karena areanya yang luas. Bangku-bangku buatan dari pohon pinus yang tumbang banyak tersedia.
Beristirahatlah sejenak, melepas lelah di atas guguran daun pinus sambil menikmati semilir angin. Sinar mentari yang mengintip diantara pepohonan pinus menjadi pemandangan yang sayang untuk dilewatkan. Jangan lupa untuk berfoto bak model profesional, Hutan Pinus Imogiri memang populer sebagai lokasi hunting foto bahkan pre-wedding. Deretan pinus yang tumbuh subur teratur tak kalah cantik dengan hutan-hutan yang sering dijadikan lokasi syuting film di luar negeri.
Membeli Oleh-Oleh; Batik Giriloyo dan Wedang Uwuh Khas Imogiri.
Hari beranjak menuju sore, saatnya bersiap untuk mengakhiri perjalanan di awal tahun baru ini. Namun ada 1 hal yang tak boleh dilewatkan, membeli oleh-oleh. Turun dari daerah Dlingo, datanglah ke Kampung Batik Giriloyo yang merupakan sentra batik tulis di Jogja. Kampung ini juga sering dijadikan sebagai lokasi syuting karena suasananya yang masih asri dan tradisional.
Di Giriloyo, sebagian besar kaum perempuannya dari muda, separuh baya, sampai yang sudah renta adalah pengrajin batik. Dengan tekun mereka menggoreskan canthing, melestarikan warisan leluhur yang telah diakui UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada tahun 2009.
Sudah membeli oleh-oleh kain batik? Masih ada 1 minuman khas Imogiri yang perlu Anda beli yaitu Wedang Uwuh. Wedang Uwuh terbuat dari jahe, kayu secang, kayu manis, cengkeh, kapulaga, sereh, dan pala yang diseduh dengan air panas serta gula batu. Warnanya merah cerah, aromanya harum, dan rasanya manis sedikit pedas. Kini, Wedang Uwuh terkemas praktis dan cocok dibawa sebagai oleh-oleh. Harganya pun sangat terjangkau.
Menutup Perjalanan; Mencicip Kuliner Sate Klathak.
Saatnya pulang. Namun kurang lengkap rasanya jika Anda belum mencicipi kuliner terkenal khas Imogiri, Sate Klathak. Kuliner ini sering diliput oleh media lokal maupun nasional karena 2 keunikan. Pertama, karena hanya dibumbui dengan garam. Kedua, karena penyajiannya yang menggunakan jeruji sepeda. Penggunaan jeruji ini dipercaya dapat menghantarkan panas yang baik sehingga daging dapat matang dengan sempurna saat dibakar. Meskipun diolah dengan cara yang berbeda, rasa Sate Klathak tak kalah nikmat dengan jenis sate lainnya. Tak percaya? Buktikan saja!
Semua alternatif wisata ini berada dalam garis wilayah yang sama. Dimulai dari lokasi terjauh dan diakhiri dengan lokasi terdekat dengan pusat kota. Jadi, Anda tak perlu takut boros waktu dan bahan bakar. Dengan mencoba petualangan seru dan mendapat pengalaman baru, semoga liburan akhir tahun Anda semakin berkesan.
Selamat menikmati liburan!
Text RHEISNAYU CYNTARA Photography RHEISNAYU CYNTARA, TIM YOGYES
Copyright © 2014 YogYES.COM