PUNCAKNYA JOGJA
Bisa Kemah Benaran di Tengah Restoran

Siapa bilang berkemah lumrahnya hanya bisa dilakukan di alam berupa gunung, pantai, atau hutan? Di Puncaknya Jogja, kita bisa merasakan kamping di restoran, tetapi masih dengan kentalnya suasana alam.

Diperbarui tgl 23 Desember 2021

<i>Urban Camping</i>

Urban Camping
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)

Waktu Buka Puncaknya Jogja
Setiap hari: pukul 15.00 - 24.00 WIB

Harga Makanan (2018)
Rp14.000 - Rp100.000

Harga Minuman (2018)
Rp7.000 - Rp23.000

Harga Paket Camping (2018)
Rp150.000 - Rp350.000 / pack

Berkamping adalah kegiatan yang saat ini banyak digemari orang. Apalagi di gunung, tempat yang cocok untuk mendirikan tenda dan menggelar matras di dalamnya. Biasanya berkamping di gunung dilakukan setelah melewati rintangan dakian lereng yang cukup berat. Berkamping menjadi solusi untuk istirahat agar nantinya tenaga bisa terkumpul lagi untuk turun gunung, membawa jiwa dan raga pulang.

Baca juga:

Tak ada definisi baku soal kegiatan saat berkamping. Ada yang menganggap kamping sebagai sarana istirahat dari ramainya perkotaan agar bisa mengembalikan tenaga untuk esok hari. Sementara, ada juga yang menganggap aktivitas kamping meliputi menyalakan api unggun, membakar jagung, mengobrol dengan teman, dan menatap langit yang sedang menggelar jubah hitam penuh kerlap-kerlip bintang. Yang jelas berkamping pada intinya adalah berekreasi di luar ruangan yang biasanya menggunakan tenda.

Tren anyar masyarakat ini ditangkap oleh Ibrahim Nur Hidayat yang kerap disapa Boim lewat satu lini kafe dan restoran yang diciptakannya, Puncaknya Jogja. Restoran dan kafe yang mengusung tema urban camping ini berlokasi di Jalan Kaliurang kilometer 10, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Berawal dari hobinya mengeksplorasi alam, akhirnya Boim membuat restoran ini di tengah kota. Tak cuma cocok untuk tempat makan dan nongkrong bersama teman-teman, Puncaknya Jogja juga cocok untuk berkamping dengan nuansa alam yang diusungnya.

"Berawal dari hobi saya yang suka travelling. Entah itu ke gunung, ke pantai, bahkan masuk hutan, sampai di mana saya merasa resah dan ingin mengaplikasikannya ke orang banyak," ujar Boim.

Kesan alamnya tertangkap lewat keberadaan pohon-pohon tinggi, beberapa tenda, dan hammock yang sengaja menjadi dekorasi ruangan terbuka di belakang bangunan restoran. Deretan lampu-lampu yang dibentangkan dari pohon yang satu ke pohon yang lainnya sukses jadi bumbu penyedapnya. Sementara meja-kursinya ditata berkelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Tak hanya nyaman, meja-kursi yang terbuat dari kayu dengan motifnya yang masih kentara itu juga semakin memperkental suasana alam. Ada juga dua bangunan dari bambu lengkap dengan atapnya yang difungsikan sebagai musala, sementara yang lain sebagai peneduh meja kursinya.

Tulisan "Congratulation you are now at Puncaknya Jogja 0223 mdpl" di atas pelat besi menciptakan imajinasi bila tempat itu adalah sebuah puncak di tengah keramaian Jogja. Suasana puncak semakin terlihat berkat bendera Merah Putih yang ditalikan di tongkat penyangga pelat besi tadi. Ada juga bendera-bendera segitiga warna warni yang memperamai dekorasi di ruang terbuka Puncaknya Jogja.

Sore itu, setidaknya ada dua rombongan yang duduk di kursi tengah hutan buatan itu. Nongkrong dengan latar alam pun dimulai. Mereka bercengkerama satu sama lain. Lalu logistik perbekalan untuk nongkrong mereka pun tak lama kemudian disajikan. Mereka pun mulai sibuk bercerita satu sama lain bergantian sambil sesekali menyeruput minuman atau mencomot makanan. Emoh kalah oleh mereka, kami memesan Red Island dan Strawberry Rainbow Falls untuk minumannya, serta Indomie Lava Tambora dan Frenchtoast Full Keju untuk makanannya. Yang unik dari restoran ini adalah adanya nama-nama gunung Indonesia di beberapa nomor menu yang tertulis di buku daftar makanannya.

Hammock dan tenda yang didirikan tadi tak hanya digunakan sebagai dekorasi saja, melainkan bisa digunakan sebagai tempat nongkrong juga. Para pengunjung dapat masuk ke dalam tenda dan menikmati makanan dan minumannya sambil bercengkerama. Pengalaman berkemah hingga pagi bertandang pun bisa dilakukan di Puncaknya Jogja. Caranya cukup memesan dulu pada staf, lalu berkemah dengan suasana alam di tengah restoran pun akan kita rasakan. Tak perlu repot membawa sleeping bag atau matras karena Puncaknya Jogja sudah menyediakannya. Agar semakin kental suasana rekreasi di alam, pengunjung juga dapat menikmati paket self-grill.

Selain di ruangan terbuka, pengunjung juga dapat menghabiskan malamnya di bangunan dalam restoran. Dengan tetap mengusung tema alam, dinding-dindingnya diberi lukisan gunung maupun pantai. Dilengkapi tenda dan bean bag, bagian restoran yang satu ini tetap bisa digunakan untuk berekreasi dan menginap.

Sementara selain sebagai tempat pengunjung nongkrong, Puncaknya Jogja kerap menjadi tempat untuk diskusi atau talkshow komunitas pecinta alam. Ada juga kegiatan sosial yang sudah pernah diadakan yakni Festival Anak Sholeh, pun ada kegiatan non-sosial seperti kegiatan musik, malam keakraban, dan promnight.

Cara menuju ke sana:
Dari Tugu Yogyakarta - Jl. Pangeran Diponegoro - Jl. Asem Gede - Jl. Pakuningratan - Jl. AM. Sangaji - Jl. Prof. Dr. Sardjito - Jl. Persatuan - Jl. Kaliurang - Puncaknya Jogja berada di sebelah kanan

Baca juga:
view photo