CAFE BRICK
Memboyong Vintage Eropa ke Sisi Jogja

Jalan Damai No.8, Sinduharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581 +62 274-4436-1190 Lihat peta

Eropa memang benua yang sangat populer di dunia. Benua yang memiliki beragam lanskap ini tentunya menjadi magnet bagi para wisatawan. Namun, tak perlu jauh-jauh berwisata ke sana, karena di Jogja pun kini kita bisa merasakan suasana Eropa.

Diperbarui tgl 23 Desember 2021

Eksterior Cafe Brick

Eksterior Cafe Brick
(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)

Waktu Buka Cafe Brick
Setiap hari 24 jam

Harga (2018)
Makanan Rp25.000 - Rp150.000
Minuman Rp18.000 - Rp100.000

Cafe Brick bagai menjadi angin segar bagi khazanah kuliner Yogyakarta. Pasalnya, selain komitmennya menyediakan makanan yang berkualitas, di kafe ini juga menyediakan desain interior dan eksterior kafenya yang lain daripada yang lain. Kafe ini mengusung vintage Eropa sebagai tema besar. Sesuatu yang baru di Jogja di mana sebelumnya belum ada yang setotalitas kafe ini dalam mengusung konsep vintage Eropa.

Baca juga:

Berawal saat menapakkan kaki ke area parkir Cafe Brick, bangunan besar dengan tembok batu bata merah sebagai dinding bangunan utamanya yang terdiri dari dua lantai menjadi daya tarik utama dari para pengunjung. Jalanan di depan kafe dibuat beraspal dilengkapi atribut yang semakin membuat pekat nuansa Inggrisnya. Di depan pintu masuk kafe terdapat gambar zebra cross di jalanan beraspalnya, sehingga jika bergaya dan berfoto di sini seakan sedang berada di tengah Kota London.

Semakin memberikan kesan vintage, Cafe Brick menyediakan pula atribut-atribut seperti vespa dan mobil Mercedes Benz klasik di pinggir jalan. Tak hanya itu, masih dilengkapi pula dengan sejumlah kursi dan meja yang tersusun membentuk booth-booth di bawah tenda payung bermotif garis hitam. Kesan London juga ditampilkan dari bilik kotak telepon berwarna merah. Di sekitarnya telah diletakkan kursi-kursi panjang dengan latar bingkai jendela berwarna putih dan dinding batu bata merah kafe di sisi timur. Tanaman-tanaman yang dibiarkan tumbuh di pinggir dinding kafe semakin menjadi pemanis tatanan eksterior.

Pintu dan jendela yang dipasang berselang-seling di bangunan samping kiri Cafe Brick, diberi cat dengan warna-warna yang sengaja dibuat kontras dengan dindingnya. Jika berada di spot ini, akan kita dapati suasana lorong jalan di Inggris. Tak heran jika kafe ini menjadi latar tempat syuting film Arini yang dibintangi Morgan Oey dan Aura Kasih.

Desain eksterior Cafe Brick dibesut oleh pemilik yakni Ir. Nur Sahib. Membuat pengunjung keheranan ternyata ada tempat seperti itu di Jogja. Satu per satu pengunjung lain pun berbondong-bondong menyatroni kafe yang berada di Jalan Damai, Yogyakarta ini. Tak cukup hanya mengandalkan desain eksterior saja yang dibuat menarik, desain interiornya pun masih disusun mengikuti tema utama kafe.yang juga tak kalah membuat pengunjung terpincut. Sepertinya Nur sudah bisa memprediksikan sebelum dibuka perdana pada tahun 2017 bila kafenya bakalan ramai oleh pengunjung yang selalu haus untuk mempublikasikan gaya hidupnya.

"Cafe Brick ini baru didirikan tahun 2017," ujar supervisor Cafe Brick, Oky Setiadi. "Kafenya sudah dibuka perdana tanggal 20 Maret 2017, tapi soft opening-nya tanggal 10 April 2017," lanjutnya.

Masuk ke Cafe Brick, kita akan disambut oleh karyawan-karyawan di dalam bar. Lantas, berjalan di ke kanan ataupun ke kiri, kaca-kaca jendela besar berbingkai kayu menyusun dinding bagian depan. Di belakang jendela itu sudah dibuat meja panjang yang menempel di dinding batu bata merah. Atribut vintage seperti radio dan telepon putar telah bertempat di atas meja itu. Kursi-kursi kayu yang mengelilingi meja kayu panjang tersusun membentuk satu gerombol, dengan lampu gantung khas Eropa. Di lantai pertama ini dilengkapi dengan AC. Sementara di lantai dua tampak ruangan luas dan terbuka dengan meja bundar dan kursi yang ditata sedemikian rupa.

Selain menikmati tempat yang nyaman dan berkarakteristik, pengunjung pastinya juga tak ingin melewatkan menu-menu yang menjadi signature dari Cafe Brick. Mulailah dengan memesan Cappucino in A Cone yang jarang ditemukan di kafe-kafe lain. Seperti namanya, menu yang satu ini menyajikan cappucino dalam contong waffle yang biasa digunakan untuk memakan es krim.

Uniknya, contong yang digunakan dalam menu Cappucino in A Cone sudah dilapisi cokelat di bagian dalamnya. Diperlukan cara khusus untuk mengolah berbagai jenis kakao yang digunakan untuk melapisi bagian dalam contong agar membuatnya tidak mudah meresap dan bocor. Saat menikmati menu ini akan terasa sensasi gurih dari contong, pahit cokelat, dan pahit-manisnya cappucino yang melekat erat di setiap sudut contongnya. Bisa dibilang, inilah cara baru menikmati kopi. Bahkan orang yang sebelumnya tak suka kopi, bakalan melirik dan mencoba Cappucino in A Cone.

Di negeri luar, menu kopi contong yang hanya bisa dinikmati sekitar empat menit sebelum batang contong melunak ini sudah viral di masyarakat luas. Menu Cappucino in A Cone di Cafe Brick bisa menjadi jujugan bila ingin menikmati kopi contong di Jogja. Selain itu, menu-menu lain juga tersedia di Cafe Brick. Mulai dari sup, snack, hidangan utama, sampai hidangan penutup lengkap tersedia dengan gaya western atau eastern. Saat mengunjungi Cafe Brick, Tim YogYes berkesempatan menjajal menu-menu baru, yakni Brick Chicken Cone, Brick Mon's Burger, dan Brick Flipp Panekuk.

Brick Chicken Cone

cafe brick

Seperti sedang mengeksplorasi menu makanan dengan tampilan contong waffle, Cafe Brick menciptakan menu makanan Brick Chicken Cone. Sama seperti Cappucino in A Cone, menu ini juga menggunakan contong berlapis cokelat sebagai wadah penyajiannya. Uniknya, bila biasanya contong diberi topping es krim, menu yang satu ini diisi ayam goreng renyah dengan balutan saus keju yang meleleh hingga batang contongnya. Sebagai topping, diletakkan daun basil yang telah digoreng, lalu ditaburi juga potongan kecil-kecil daging asap microgreen.

Dalam satu gigitan akan ada kerenyahan waffle yang rasanya sedikit manis, lumuran cokelat di dalam contong waffle yang cenderung pahit, lembut dan empuknya tekstur ayam yang rasanya umami, dan tak ketinggalan gurihnya saus keju.

"Kalau coba dimakan, menu ini memiliki rasa yang unik karena ada berbagai rasa," ungkap chef Cafe Brick, Panji.

Brick Mon's Burger

cafe brick

Mon yang berarti monster menggambarkan hidangan ini yang memiliki porsi jumbo. Terdiri dari burger yang berukuran besar dan onion ring yang mengisi sisa bagian piringnya. Bukan dengan daging ham yang biasa mengisi kebanyakan burger, Brick Mon's Burger berisi ayam krispi yang dagingnya sangat lembut. Di atas ayamnya diberi saus keju dan dibubuhi bawang merah yang digoreng secara khusus. Di bawah ayam krispinya diletakkan juga daun selada. Semua isian burger itu berada di sela roti burger dengan tekstur lembut yang sebelumnya telah dipanggang terlebih dahulu. Tak ketinggalan onion ring-nya juga disiram dengan saus keju dan lagi-lagi diberi topping daun basil goreng dan taburan microgreen.

Brick Flipp Panekuk

cafe brick

Panekuk merupakan bahasa belanda pancake. Pada menu Brick Flipp Panekuk nampak dua tumpukan pancake yang dilipat. Bukan hanya dengan adonan biasa, tetapi pancake ini menggunakan resep olahan souffle dengan bahan dasar kuning dan putih telur yang dikocok terpisah kemudian dicampur. Lantaran pancake hidangan dengan olahan souffle, teksturnya halus dan ringan, moist, serta rasanya tidak terlalu manis. Rasa manis akan terasa dari saus nutella ganache dan saus susu vanilla yang disiramkan di atas pancake.

Hidangan ini akan lebih menggoda rasanya bila disantap selagi hangat. Apalagi saus nutella-nya yang akan tidak cair lagi jika dalam waktu yang lama. Di atas nutella dan susu, masih ditaburi lagi dengan granola. Tambahan topping potongan buah melon disertai irisan melon yang diletakkan di samping pancake menambah vitamin dan serat.

Cara menuju ke sana:
Dari Tugu Yogyakarta (Golong Gilig) - Jalan Pangeran Diponegoro - Jalan Asem Gede - Jalan Pakuningratan - Jalan AM Sangaji - Jalan Prof. Dr. Sardjito - Jalan Persatuan - Jalan Kaliurang - Jalan Damai - Cafe Brick

Baca juga:
view photo