BURGER MONALISA
Makanan Asal Hamburg Versi Jogja

Jl. Persatuan, Senolowo, Sinduadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 0811-2861-79 Lihat peta

Melegenda sejak tahun 1988, Burger Monalisa semakin memperkaya khazanah kuliner di Jogja. Roti, mayones, dan dagingnya yang homemade memiliki rasa khas Jogja.

Diperbarui tgl 23 Desember 2021

burger monalisa

(YogYes.com / Jaya Tri Hartono)

Waktu Buka Burger Monalisa
Setiap hari pukul 17.00 - 22.00 WIB

Harga Makanan (2018)
Rp6.500 - Rp20.000

Harga Minuman (2018)
Rp500 - Rp5.000

Dikenal memiliki olahan kuliner dengan rasa manis, itulah Jogja. Agaknya, setiap kali memasak, masyarakat Jogja harus memiliki stok gula. Beragam makanan khas kota ini memiliki kadar rasa manis. Sebut saja gudeg, bakpia, dan geplak. Bahkan, sambal yang seharusnya pedas pun rasanya tetap manis. Tak pelak bila wisatawan yang baru pertama datang ke Jogja heran dengan makanan di kota ini yang memiliki rasa manis berlebih.

Baca juga:

Saya sebagai manusia akhir zaman yang sejak masih di ovarium telah menghuni Jogja jelas tidak akan lupa rasa khas makanan di kota ini, meski sudah 5 tahun terakhir merantau di luar Provinsi Jogja yang sangat jauh, yakni Solo. Kini saya kembali lagi ke Jogja, membawa beronggok-onggok kerinduan dengan kuliner khasnya. Walaupun sudah lama berdomisili di ranah ini, ada satu kuliner dengan ciri khas Jogja yang terlewat saya cecapi. Malah saya juga baru tahu jika ada makanan ini di Jogja, meskipun sudah didirikan sejak tahun 1988. Helloooo, where have you been?

Adalah Monalisa Burger salah satu kuliner bukan menu asli Indonesia yang memiliki rasa manis khas Jogja. Saya bersama tim YogYes yang lain beberapa waktu lalu menyambangi warung kaki lima Monalisa Burger yang ada di Jalan Persatuan, barat Grha Sabha Pramana UGM, daripada itu saya juga berkesempatan bercengkerama dengan pemiliknya di kediamannya di Jalan Sisingamangaraja. Entah kenapa burger ini sangat cocok di lidah saya. Jika dirunut, burger Monalisa sudah ada semenjak belum adanya penjajahan burger asing.

"Dulu kan pas kuliah sudah tingkat akhir, ada waktu luang banyak. Dengan waktu luang banyak itu saya gunakan untuk hal positif. Memang saya punya ide jualan burger itu. Waktu itu burger belum populer," kenang pemilik Burger Monalisa, Wibowo Agung Sanyoto.

"Saya mencoba beli satu burger, lalu saya bawa pulang. Ibu saya kasih contoh. Gini aja saya lihat tadi laku. Saya kira kalau bikin yang enak pasti laku," lanjutnya.

Saya mendapatkan kesempatan untuk mencicipi burger keju di kedai Monalisa. Karyawan dengan cekatan menyiapkan pesanan pelanggan. Sempat melihatnya mempersiapkan bahan-bahan membuat burger, saya agak heran dengan roti yang dipakai untuk alas dan tutup burger. Alih-alih menggunakan roti burger yang dibeli di toko, mereka membuat sendiri rotinya.

Roti itu diiris tengahnya tanpa terputus. Lalu ia menggoreng roti sebentar di atas penggorengan yang sudah diolesi margarin. Setelah roti diangkat, diletakkanlah bahan-bahan yang lain di atasnya. Ada yang unik di sana karena mendapati warung kaki lima ini menyimpan mayones dalam dua mangkuk besar, bukan di botol seperti gerai burger mainstream lainnya. Mayones rasa pedas berwarna kemerahan, sedangkan yang lain berwarna kuning.

Saat burger siap dihidangkan di dalam plastik mika, kami pun siap untuk menyantapnya di tikar yang digelar dekat warung. Bau harum segera menguar begitu kami membuka plastik mika. Saya agak kesusahan mengangkat burger ini karena fisiknya yang kurang kokoh. Ketika mencoba menggigit, yang ada malah mayones bertetesan di pakaian saya. Saya baru menyadari bila mayones di burger ini sangat banyak. Akhirnya, saya pun menyerah dan meletakkan kembali burger di mika plastik kemudian mulai mencuili burger dari rotinya.

Roti burger yang satu ini begitu terasa spesial karena punya cita rasa home industry. Teksturnya lembut. Dari luar terlihat roti ini agak berminyak akibat proses menggoreng tadi. Di sela-sela roti berisi mayones pedas, bawang bombai, timun, keju, daging, tomat, selada, dan mayones biasa. Kedua mayones memiliki rasa dominan manis meski ada yang pedas. Benar-benar rasa khas Jogja. Saya tidak menyangka saat pemilik Monalisa Burger membeberkan jika ternyata roti dan mayones bikinan sendiri.

"Roti ini selain gurih, empuk, dan sehat karena tidak pakai pengawet," ujar Agung. "Mayonesnya nggak mayones standar yang beli botolan," sambungnya.

Lidah saya masih dimanjakan lagi saat menggigit dagingnya yang juga terasa lembut, beda dengan kebanyakan burger mainstream. Rasanya gurih, kaya akan bumbu rempah rahasia. Ukurannya pun tidak tanggung-tanggung. Sepertinya ini menjadi daging burger terlezat yang pernah saya makan. Burger mainstream masih kalah dengan burger Monalisa ini.

Kini Monalisa Burger sudah mempunyai beberapa cabang di Jogja. Yang kami datangi di Jalan Persatuan merupakan lapak pusat sejak tahun 1988 dan sampai sekarang masih berdiri tegak. Pabrik pengolahan bahan bakunya berada di Jalan Sisingamangaraja.

Selain burger sebagai menu andalan, Monalisa Burger juga menawarkan variasi menu lain yang tak kalah nikmatnya, seperti hot dog, spaghetti, pizza, pisang bakar, roti bakar, dan kentang goreng. Semua harga pun masih masuk akal dengan kantong, terutama mahasiswa. Saya pikir, kapan-kapan saya harus mencoba makan burger Jogja di sini lagi!

Cara menuju ke sana:
Dari Tugu Jogja - Jl. Jend. Sudirman - Jl. Cik Di Tiro - Jl. Terban - Jl. Persatuan - Monalisa Burger

Baca juga:
view photo