10 Alasan untuk Jatuh Cinta Pada Jogja

Dialah Jogja, sebuah tempat romantis nan rupawan yang menjadi jiwa bagi Pulau Jawa. Pribadinya menarik dan mengesankan, membius banyak orang. Sehingga wajar rasanya bila jatuh cinta padanya menjadi hal yang tak terelakkan.

Diperbarui tgl 23 Desember 2021

Jogja adalah penggoda ulung yang pandai memikat hati siapa saja yang datang berkunjung. Dalam waktu singkat saja, ada begitu banyak orang dibuat jatuh cinta olehnya. Mulai dari kesederhanaan, keramahan, seni dan budaya, kuliner hingga ritme hidup yang berbeda dan khas menjadi alasan mengapa banyak orang tak ingin pergi dari tempat ini. Jogja dengan senang hati menjadi saksi jungkir baliknya kehidupan muda Anda. Ia juga jadi rumah bagi ribuan orang dari berbagai pelosok nusantara yang ingin membuka mata terhadap ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, Jogja akan menemani Anda ketika beranjak dewasa atau menghabiskan masa tua. Itulah hal yang membuat Anda menjadi tergila-gila pada Jogja. Ia tak sekedar sederhana, namun juga terbuka bagi siapa saja yang ingin menjadi bagian darinya.

1. Jogja itu Sederhana dan Ramah

10 reasons to fall in love with jogja

Kesan pertama yang Anda rasakan selama berada di Jogja adalah sederhana dan ramah. Kekasih yang satu ini tahu betul caranya mengambil hati tiap orang yang datang. Siapa yang tak suka dengan sebuah kesederhanaan, terlebih lagi jika hal itu disandingkan dengan sebuah keramahan tanpa balas. Keduanya menjadi kolaborasi yang pas yang sudah mengakar sejak berabad-abad silam dan terus terjaga hingga sekarang. Ia juga tak pernah berubah, meskipun telah sekian lama Anda tinggalkan. Ia masih ramah dan sederhana seperti yang Anda kenal dulu.

2. Jogja itu Berseni dan Berbudaya

10 reasons to fall in love with jogja

Di tengah kuatnya pengaruh budaya luar yang tak pernah jengah menyusup masuk ke dalam budaya lokal, Jogja tak lantas menyerah begitu saja. Ia tetap mampu menjaga nilai-nilai seni dan budaya yang telah ada sejak berabad-abad silam. Terkadang memang terkesan kuno, tapi disadari atau tidak, kedua hal tersebut merupakan penyeimbang kehidupan masyarakat. Seni dan budaya yang melekat padanya adalah kepribadian Jogja yang tak mungkin luruh digerus zaman.

3. Jogja itu Fotogenik

10 reasons to fall in love with jogja

Jogja dalam kamera selalu terlihat rupawan. Tak ubahnya seorang model cantik nan fotogenik, ia terlihat menarik meskipun dipandang dari berbagai sudut. Paras menawannya tak berubah sejak dahulu, bahkan semakin hari, ia tampak semakin muda. Jika sudah begini, bagaimana kita tak jatuh cinta padanya?

4. Jogja itu Gudang Tempat-tempat Menarik

10 reasons to fall in love with jogja

Hampir setiap sudut Jogja itu mempesona. Ia hadir bagai sebuah Indonesia mini. Bayangkan saja, puluhan pantai, candi, goa, tempat belanja hingga wisata sejarah tersebar di berbagai pelosok kota gudeg ini. Sehingga wajar saja bila piknik asyik menjelah tempat-tempat menariknya adalah salah satu kegiatan wajib bagi mereka yang datang ke Jogja.

5. Jogja itu Rumah Bagi Para Mahasiswa dan Pelajar

10 reasons to fall in love with jogja

Setiap tahunnya, ada ribuan mahasiswa dan pelajar yang datang berduyun-duyun untuk menimba ilmu di kota ini. Universitas-universitas dan sekolah-sekolah terkemuka seperti berkumpul jadi satu, menjadi rumah yang mendewasakan bagi mereka yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Tahun demi tahun dilewati dan tanpa disadari, kita mulai terbiasa dengan semua yang ada di sini, entah itu soal selera, watak hingga ritme kehidupan yang tentu saja berbeda dengan tempat asal. Di tempat inilah para pelajar dan mahasiswa belajar hidup mandiri, lepas dari orang tua hingga akhirnya menemukan cinta sejatinya di Jogja.

6. Jogja itu Mistis Tapi Romantis

10 reasons to fall in love with jogja

Siapapun yang pernah tinggal di Jogja pasti tahu tentang mitos penguasa laut selatan yang konon begitu cantik nan mempesona atau tentang suara drumband yang tiba-tiba terdengar di pagi buta tanpa tahu dari mana asalnya. Mitos tersebut begitu santer berkembang di masyarakat sehingga tak heran jika tempat ini terkesan mistis. Namun, di balik semua mitos nan mistis itu, Jogja juga hadir dalam rupa yang romantis. Cerita tentang senja di pantai selatan hingga berbelanja di Malioboro, semuanya terasa manis karena itu terjadi di Jogja.

7. Jogja itu Serba Murah

10 reasons to fall in love with jogja

Predikat sebagai kota pelajar yang telah disandang Jogja selama berwindu-windu menjadikannya sebagai sahabat yang baik, tak hanya bagi para pelajar, melainkan bagi siapa saja yang tinggal di sana. Jogja menjadi rumah yang nyaman bagi mereka yang berkantong pas-pasan. Tak ada yang perlu ditakutkan, karena rupiah sebesar sepuluh ribu saja sudah berarti makan enak.

8. Jogja itu Surga Kuliner

10 reasons to fall in love with jogja

Orang yang berasal dari luar Jogja sering berkata, "Ah...Jogja itu apa-apa manis, sampai-sampai nasi putih pun manis!" Itu hal yang wajar karena mereka hanya kenal bakpia dan gudeg saja. Namun, di balik parasnya yang manis, Jogja juga menjadi pusat kuliner serba pedas yang bisa membuat perut mulas. Ada pula kuliner nusantara yang dapat mengobati rasa rindu akan kampung halaman. Jogja tak melulu hadir dengan kuliner manisnya, ia bahkan begitu pandai dan kreatif membuat olahan yang mungkin hanya akan Anda temui di sini.

9. Jogja itu Santai

10 reasons to fall in love with jogja

Rasanya tak berlebihan jika Jogja diberi julukan kota yang santai, di mana kehidupan berlangsung tanpa tergesa-gesa. Iramanya terasa lebih lamban dan tenang, namun ia pasti. Anda tak harus memulai perjalanan berjam-jam sebelum berangkat kuliah, sekolah atau bekerja karena ia lebih lengang dari kota-kota lain. Anda pun tak harus tergesa-gesa, karena ia bukan pendidikan militer. Anda cukup melakukan semuanya dengan santai dan normal.

10. Jogja itu Rumah Bagi Semua Orang, dari yang Kreatif hingga Hiperaktif ataupun Tak Aktif Sama Sekali

10 reasons to fall in love with jogja

Di Jogja, semua jenis manusia diterima dengan tangan terbuka, mulai dari anak-anak yang kreatif menciptakan sesuatu, hiperaktif sehingga tak bisa diam barang sebentar saja, hingga yang tak aktif sama sekali. Mereka akan diberi tempat yang sama nyaman dan layaknya. Jogja terbuka bagi siapa saja tanpa tebang pilih. Ia bagai ibu asuh yang dengan sabar mendidik anak-anaknya menjadi diri sendiri. Ia tak pernah memaksa kita menjadi orang Jogja, tapi kita sendirilah yang akan dengan senang hati menganggapnya sebagai rumah kedua karena kita merasa diterima dan tetap dihargai di sini.

Baca juga:
view photo